Chronic Venous Insufficiency (CVI)
0leh : SOFIAWATIE
PENDAHULUAN
Penyakit jantung dan pembuluh darah (cardiovascular) saat ini merupakan penyebab kematian manusia tertinggi baik di negara kita maupun di negara maju. Diperkirakan tingkat kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah akan makin meningkat di Indonesia, seiring dengan perubahan pola hidup dan pola makan yang cenderung seperti di negara maju.
Salah satu penyakit pembuluh darah yang banyak diderita oleh penduduk di negara berkembang dan maju adalah Chronic Venous Insufficiency (CVI). CVI adalah suatu penyakit pembuluh darah vena, dimana darah dari vena ekstremitas bawah tidak semua dapat kembali ke jantung, karena fungsi katup vena yang tidak optimal.
Penyakit ini merupakan salah satu masalah kesehatan di Amerika Serikat, kurang lebih 24 juta penduduk Amerika menderita penyakit CVI dan 6 juta orang menderita kelainan pada kulit yang berhubungan dengan CVI sedangkan kelainan yang lebih parah sampai terjadi ulkus ( luka ) karena CVI diderita oleh kurang lebih 500.000 orang, dengan prevalensi tertinggi pada pria usia 70-79 tahun dan wanita usia 40-49 tahun. Kemungkinan besar di Indonesia banyak masyarakat yang menderita CVI, namun belum ada data yang pasti karena tidak ada pendataan secara berkala dan nasional. Penyebab CVI adalah multifaktorial, diantaranya adalah insufisiensi katup vena, malformasi vaskular kongenital, herediter, kelebihan berat badan, gaya hidup yang tidak sehat, serta faktor-faktor hormonal. Selain itu pasien dengan riwayat gagal jantung, trauma pada ekstremitas, flebitis, trombosis vena dalam lebih mudah untuk mengalami CVI.
Upaya preventif, promotif, terapi dan rehabilitatif terhadap penyakit ini terus dilakukan, salah satunya dengan melakukan pemeriksaan terhadap pembuluh darah vena pada ekstrimitas bawah (tungkai) menggunakan alat duplex sonography.
Duplex sonography pada CVI adalah suatu prosedur pemeriksaan diagnostik yang bersifat non invasif untuk menilai struktur dan fungsi katup pembuluh darah vena di tungkai.
Pemeriksaan ini merupakan standar utama (gold standard) untuk mengetahui adanya CVI dan melalui pemeriksaan ini pula CVI dapat dengan mudah serta cepat terdiagnosa sehingga penanganan sedini mungkin dapat dilakukan .
Selain sifatnya yang non invasif (tidak melukai), biaya pemeriksaannya juga relatif lebih murah dari pemeriksaan lain.
1. Anatomi pembuluh darah
Secara umum pembuluh darah arteri dan vena ( pembuluh darah balik ) memiliki beberapa lapisan, antara lain :
1. Tunika interna / intima : merupakan lapisan pembuluh darah yang paling dalam yang terdiri dari sel – sel endotel.
2. Tunika Media : merupakan lapisan pembuluh darah bagian tengah yang terdiri dari otot polos dan jaringan elastik
3. Tunika Eksterna : merupakan lapisan pembuluh darah paling luar, lapisan ini terdiri dari jaringan kolagen dan elastik. Lapisan ini berfungsi melindungi dan menguatkan kedudukan pembuluh darah dengan jaringan sekitarnya.
Anatomi lapisan pembuluh darah arteri dan vena
Sumber : W. Scharberle. Ultrasonography In Vascular Diagnosis. Berlin : Sringer. 2005.
Tetapi perbedaan antara pembluh darah arteri dan vena adalah vena mempunyai katup disepanjang pembuluh vena sedangkan arteri tidak . Pembuluh darah vena superfisialis terdapat didaerah permukaan ( dibawah kulit ) dan vena dalam adalah pembuluh darah vena yang berada didalam ( diantara otot ) sedangkan penghubung antara vena dalam dan vena luar disebut perforanta.
Sekitar 75% darah dalam tubuh berada dalam sistem vena dan Gravitasi memiliki pengaruh yang bermakna pada aliran darah balik contohnya Perubahan posisi tubuh dari berbaring ke berdiri, akan membuat darah lebih banyak berkumpul di daerah ekstremitas bawah ( kaki ).
2. Proses aliran vena
Katup vena memiliki peran penting pada aliran balik vena, terutama ekstremitas bawah. Vena dalam memiliki katup lebih banyak daripada vena superfisial. Secara normal katup vena mengarahkan aliran darah vena kembali menuju jantung, pada vena perforanta, katup mengarahkan darah mengalir dari vena superfisial ke vena dalam. Jika katup vena berfungsi baik, mereka mecegah terjadinya reflux darah
(aliran terbalik ).
Pada ekstremitas, vena dalam dikelilingi oleh otot, katup vena membuka dan menutup berhubungan dengan aktivitas otot maka ketika otot-otot ini berkontraksi dan relaksasi secara berulang, mereka memeras vena sehingga darah akan terpompa dari tungkai menuju ke jantung.
Saat kontraksi otot
1. Volume darah pada sistem vena akan diperas dan mengalir naik dari tungkai
2. Katup vena dalam di proksimal akan terbuka
3. Katup vena di distal tertutup untuk mencegah reflux darah.
4. Katup pada vena perforata menutup untuk mencegah darah mengalir kembali ke vena superfisial.
Saat relaksasi otot
1. Katup di proksimal menutup karena reflux darah
2. Katup di vena dalam dan perforata membuka dan darah mengalir ke vena dalam dan muskular
3. Gangguan tekanan hidrostatik di pembuluh darah dan tekanan intraluminal distal menurun.
Jika katup vena berfungsi baik, setiap gerakan tungkai akan memompa darah naik. Pada saat istirahat tekanan pada sistem vena rendah, tetapi saat kita berjalan tekanan pada vena secara perlahan akan meningkat sehingga darah dapat dipompa menuju jantung dengan bantuan otot pada sekitar vena. Tekanan vena digambarkan oleh tekanan hidrostatik darah setinggi katup vena yang kompeten.
Katup yang inkompeten membuat tekanan hidrostatik tetap tinggi selama berjalan sehingga aliran vena dari tungkai yang menuju ke jantung akan terhambat karena harus melawan tekanan yang tinggi. Tekanan vena yang tinggi akan menimbulkan berbagai tanda dan gejala seperti edema ( bengkak ), deposit protein jaringan, fibrin perivaskular, ekstravasasi eritrosit, gangguan aliran arteri ke tungkai.
Fisiologi aliran vena katup vena dan pompa otot
Sumber : Ziebel, William J. Introduction To Vascular Ultrasonography. Fifth Edition.
Philadelphia : W.B Saunders Company.2005
3. Patofisiologi CVI
Chronic Venous Insufficiency (CVI) merupakan suatu kelainan vena tahap lanjut yang disebabkan keadaan patologis vena superfisial atau vena dalam, dimana aliran balik vena terganggu akibat reflux, obstruksi, atau kegagalan pompa otot betis. Kelainan ini biasanya berlangsung dalam hitungan tahun. Keadaan ini mengakibatkan hipertensi vena yang menetap dan timbul edema, eksim, lipodermatosklerosis dan ulserasi. CVI terjadi akibat disfungsi katup vena yang mengurangi aliran balik vena sehingga meningkatkan tekanan sistem vena. Karena katup vena rusak, aliran darah vena menjadi 2 arah ( bolak balik ) yang pada akhirnya akan membuat beban atrium kanan menjadi berat, beban ini seterusnya ditransmisikan ke sepanjang sistem vena.
Penyebab CVI ada 2 yaitu primer dan sekunder, primer hanya mencakup sistem vena superfisial sedangkan sekunder biasanya timbul setelah kejadian DVT (deep vein thrombosis) yang merusak katup vena dalam dan vena perforator.
Katup vena normal dan katup yang mengalami kebocoran
Sumber : Arger, Peter H. The Complete Guide To Vascular Ultrasound.Philadelphia,Lippincott Williams and Wilkins : A Wolters Kluwer Company. 2004.
4. Tanda dan Gejala CVI
Tanda dari CVI dapat berupa adanya hiperpigmentasi,Eksim, Ulserasi, Vena varikosa atau bengkak pada kaki.
Gejala : Kaki terasa nyeri, pegal , gatal atau bengkak/edema
5. Etiologi
Yang dapat menimbulkan CVI adalah terlalu tingginya tekanan darah pada tungkai, Varicose, Obesitas, kehamilan, merokok, jarang berolahraga, berdiri atau duduk terlalu lama.
6. Tatalaksana
1. Bila tidur kaki diganjal dengan 1 bantal
2. Jangan biarkan kaki menggantung terlalu lama
3. Usahakan kaki digerakkan setiap 15 menit
4. Hindari pemijatan pada paha dan betis
5. Gosok / baluri kaki dengan minyak yang hangat.
6. Memakai stoking kompresi.
PENUTUP
CVI merupakan penyakit pembuluh darah vena, yang terjadi dalam hitungan tahun sehingga sering tidak dirasakan oleh penderita. Pengenalan dini tanda dan gejala sangatlah penting sehingga bisa dilakukan deteksi dengan Duplex sonography untuk menegakkan diagnosa CVI sehingga dapat diambil tindakan serta pengobatan selanjutnya.
KEPUSTAKAAN
Arger, Peter H. The Complete Guide To Vascular Ultrasound.
Philadelphia,Lippincott Williams and Wilkins : A Wolters Kluwer Company. 2004.
Coghlan, D “Chronic Venous Insufficiency”. ASUM Ultrasound Bulletin 2004,
August7:4, 14-21
Lanzer, Peter, Martin Lipton ( ed ). Diagnostic of Vascular Disease : Principles and
Technology. Germany : Springer. 1997.
W. Scharberle. Ultrasonography In Vascular Diagnosis. Berlin : Sringer. 2005.
Ziebel, William J. Introduction To Vascular Ultrasonography. Fifth Edition.
Philadelphia : W.B Saunders Company.2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar